BANDA ACEH- Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Banda Aceh mulai menghadapi fenomena yang mengkhawatirkan terkait kesehatan, yakni meningkatnya jumlah pasien cuci darah (hemodialisis) pada usia muda. Fenomena ini menjadi perhatian serius, karena semakin banyak generasi muda yang harus menjalani perawatan cuci darah akibat masalah kesehatan terkait ginjal.
“Di Kota Banda Aceh, saat ini sudah banyak anak muda yang sudah terpaksa menjalani cuci darah. Kondisi ini berawal dari pola makan yang kurang sehat, terutama konsumsi makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan berlebihan,” ujar Syukriah, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Banda Aceh dalam wawancara bersama RRI Banda Aceh, Kamis (6/3/3025).
Disebutkannya, Dinkes Banda Aceh mengingatkan penting bagi masyarakat, terutama para penjual makanan, untuk lebih berhati-hati dalam memilih bahan-bahan yang digunakan. Pihaknya mengimbau agar para penjual makanan tidak menggunakan bahan berbahaya, seperti pemanis buatan yang bisa menambah risiko kesehatan bagi konsumen
Untuk itu, diperlukan kesadaran para pelaku usaha kuliner lebih bijak dalam meracik makanan dan minuman. Langkah-langkah preventif ini diharapkan dapat mengurangi peningkatan jumlah pasien cuci darah di kalangan anak muda serta menjaga kesehatan masyarakat Banda Aceh.
“Dengan harga gula yang mahal saat ini, sangat penting untuk memilih bahan pemanis yang aman dan tidak berbahaya. Jangan sampai penggunaan pemanis buatan yang berisiko justru memperburuk kondisi kesehatan masyarakat,” pungkasnya.
SUMBER:RRI.CO.ID