Jakarta: Pemerintah menerjunkan sebanyak 195 personel ke wilayah Kalimantan Barat (Kalbar)!demi mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq menegaskan, musim kemarau Agustus 2025 rawan memicu titik panas.
Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla digelar di Pontianak bersama Gubernur Kalbar, TNI/Polri, BPBD, Manggala Agni, dan masyarakat peduli api. Menteri Hanif menyampaikan apresiasi atas kerja kolektif semua pihak yang berhasil menjaga Kalbar tetap bersih dari hotspot.
“Terima kasih sudah menjaga Kalimantan Barat dari titik hotspot,” kata Hanif dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025). Ia mengingatkan, seluruh pihak agar tidak lengah dan tetap siaga menghadapi musim kering.
Sebanyak 195 personel dilepas dari unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat peduli api. Mereka akan bertugas di lapangan dengan dilengkapi truk pompa, mobil pemadam, dan mesin pompa bertekanan tinggi.
“Musim kemarau di Kalbar diprediksi berlangsung hingga Agustus 2025,” ucap Hanif. Dijelaskan, tim akan fokus pada patroli, pembasahan lahan gambut, deteksi dini, serta sosialisasi langsung ke masyarakat.
Hanif menegaskan, pentingnya upaya pencegahan sebagai strategi utama. Langkah ini sesuai arahan Presiden RI agar mitigasi dilakukan sejak dini.
“Mitigasi harus diperkuat, mulai dari penegakan hukum pembakaran lahan hingga pembasahan lahan gambut lewat sekat kanal,” ujarnya. Ia juga mendorong riset tanam tanpa bakar dan sosialisasi Perda Nomor 1 Tahun 2022.
Kalbar memiliki luas wilayah sekitar 14,7 juta hektare, dengan 2,7 juta hektare di antaranya lahan gambut. Luas tersebut mencakup 19 persen wilayah provinsi yang sangat rawan terbakar.
“Lahan gambut jika terbakar membutuhkan upaya luar biasa untuk memadamkannya,” tegas Hanif. Ia menutup dengan menekankan bahwa pencegahan jauh lebih efektif daripada penanggulangan.
Sumber : https://rri.co.id/