ACEH TIMUR — Para tokoh lintas usia penghobi mancing di Perbatasan Aceh Utara — Aceh Timur yang tergabung dalam komunitas Kawepost mengadakan pertemuan, Kamis 30 Oktober 2025. Beberapa tahun terakhir pasca Covi-19, komunitas tersebut tidak aktif.

Pertemuan itu digelar di warung kopi Halimon, dekat jembatan perbatasan dua kabupaten, lagipula Komunitas Kawepost mayoritas beranggotakan tokoh-tokoh dari dua kabupaten itu. Komunitas tersebut dikenal sebagai salah satu komunitas mancing paling populer di wilayah itu.
Sekretaris Kawepost Rais Azhari mengatakan kepada SIBER NUSANTARA bahwa pertemuan ini bisa dimaknai sebagai pelepas rindu sekaligus penanda bangkitnya kembali semangat komunitas yang sempat “mati suri” pasca pandemi COVID-19.

“Dulu, aktivitas kami nyaris setiap hari. Pas lagi mancing sama-sama pergi mancing. Selain itu, semua anggota juga aktif melakukan kegiatan sosial seperti kenduri santunan anak yatim. Salah satunya di Objek Wisata Pantai Bantayan di Kecamatan Seunuddon,” kata Rais.
Rais menyampaikan salah satu kegiatan paling berkesan sekitar tahun 2018 adalah kegiatan mancing yang bermalam di Krueng Thoe, pulau yang berada di wilayah Madat, Aceh Timur. Di sana, anggota komunitas menyiapkan masakan menikmati liburan.
“Seiring berjalannya waktu pada tahun 2019 komunitas ini mulai tidak aktif, semua aktivitas vakum. Pengurus dan anggota tidak lagi berkumpul seperti biasanya. Tetapi Alhamdulillah pada hari ini kita bertemu lagi. Ini momen bagi kita bangkit lagi,” ujar Rais Azhari.
Pada pertemuan itu hadir langsung Ketua Umum Kawepost Fahril Zubir termasuk Ketua Harian Jamaluddin. Hadir juga ketua perbatasan Abdul Rafar dan Ali Akbar, serta Masri SP. Pertemuan ini tidak berlangsung lama akan tetapi penuh makna. Mereka menyepakati bahwa komunitas itu sudah saatnya diaktifkan kembali.
Sebagai ketua umum, Fahril Zubir juga mengaku bersedia meluangkan waktu untuk memulai kembali aktivitas mancing di sela-sela kesibukannya. Aktivitas lain di bidang sosial juga sudah dibahas untuk poin-poin tertentu seperti yang pernah dilaksanakan sebelumnya.

“Kita bersyukur bisa bertemu kembali dan bisa menghidupkan roh komunitas. Saya sendiri tidak pernah membayangkan kalau komunitas ini kembali bisa aktif seperti dulu. Tetapi ini kenyataan. Kita dulu terbentuk pada tahun 2016 dan sempat viral dan dikenal luas di Aceh Utara hingga Aceh Timur karena aktivitas mancingnya yang melibatkan lintas generasi,” ujar Zubir.
Menurut penyampaian Zubir, komunitas Kawepost tidak hanya berfokus pada aktivitas mancing saja. Dengan adanya pembentukan komunitas semacam itu setidaknya silaturahmi antara lintas generasi dapat terjalin dan komunikasi tidak terputus.
“Dalam agama juga memang disarankan untuk terus menumbuhkan rasa saling membutuhkan, saling menghargai, dan menjalin silaturahmi. Jadi saya rasa dengan adanya komunitas seperti ini adalah hal yang tentunya lebih kepada positif,” kata Zubir lagi.
Dalam pertemuan itu Zubir sempat menyinggung salah satu anggota komunitas Kawepost yaitu Tgk. Munadi yang sudah lama kehilangan komunikasi. Zubir berharap momen pertemuan ini sampai ke teman-teman anggota komunitas sehingga mereka mengetahui bahwa Kawepost sudah aktif kembali.

Sementara Ketua Harian Jamaluddin pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif para tokoh lintas generasi yang sudah bersedia mengadakan pertemuan. Ini akan menjadi bukti bahwa kebersamaan adalah waktu yang paling berharga bagi komunitas Kawepost.
“Jadi mulai hari ini mari kita aktifkan kembali dalam artian kita sering-sering lah berkumpul kan begitu. Ini kita buat lagi grup Kawepost yang baru. Nanti Geuchik Ali bisa mengatur semuanya dengan baik,” ujar ketua harian seraya menyampaikan bahwa dirinya beberapa tahun terakhir ini berada di Kota Lhokseumawe.

Pertemuan singkat tersebut menjadi momen penting untuk berbincang santai dan ini juga menjadi ajang refleksi, terutama mengingat kiprah Kawepost yang sebelum pandemi sangat aktif dan selalu menjadi rujukan bagi para pemancing di sekitar Aceh Utara dan Aceh Timur.[]
Penulis : Jamal Lsmw

