ACEH UTARA – Polres Aceh Utara masuk nominasi lima besar Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Award 2025 kategori Polres type A. Penilaian didasarkan pada performa pelayanan publik atau respon dalam menangani keluhan masyarakat, kualitas penyidikan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), serta kepemimpinan dan hubungan dengan berbagai elemen masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) sekaligus Anggota Dewan Juri Kompolnas Award 2025, Muhammad Isnur, S.H., M.H., dalam visitasi ke Polres Aceh Utara, Rabu, 18 Juni 2025. Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Harian Kompolnas RI, Drs. Arief Wicaksono, SSA, yang disambut Kapolres Aceh Utara AKBP Nanang Indra Bakti.
“Polres Aceh Utara ini satu-satunya yang mewakili dari luar Jawa. Sementara empat lainnya yang masuk nominasi dalam Polres type A, yaitu Polres Pekalongan Kota, Polres Malang, Polrestabes Surabaya dan Polresta Sidoarjo. Selamat untuk Polres Aceh Utara yang telah masuk nominasi. Tentunya itu hal yang sulit menjadi lima besar Polres yang dipantau Kompolnas,” ujar Muhammad Isnur.
Dijelaskan, tahapan penilaian terbagi menjadi tiga. Masing-masing, penilaian kuantitatif yang mengacu pada data indeks dari Kompolnas dan Mabes Polri, Penilaian langsung yang dilakukan terhadap nominator melalui observasi dan pengumpulan masyarakat, serta Keputusan dewan juri berdasarkan penilaian kuantitatif dan pengamatan langsung.
“Di sini seluruh instansi kerja dinilai, jadi bukan hanya Resersenya saja, samapta juga dinilai. Ini bukan individual, tapi kelembagaannya yang dinilai. Sekarang kami mengecek langsung semua bagaimana pemaparan, situasi, SOP kerja anggota, respon masyarakat, tokoh masyarakat, Forkopimda itu semua kita ambil statemennya,” ucap Muhammad Isnur.
Nantinya, lanjut Muhammad Isnur, semua hasil dari pengecekan akan dibawa ke Jakarta untuk disandingkan dengan nominator Polres type A lainnya.
“Tadi kita mendengarkan respon dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, akademisi bahkan Bupati Aceh Utara juga hadir. Ini menunjukkan suatu indikator yang luar biasa karena bisa bersinergi dan bisa berkoordinasi dengan baik bersama elemen lain. Tadi juga ada perwakilan dari Danramil, Kejaksaan dan anggota DPRK juga. Semoga indikator ini semua bisa mendorong nilai yang tertinggi. Mudah-mudahan ini, tapi nanti ini kita kompetisikan dengan Polres yang lain,” bebernya.
Dari visitasi ke Polres Aceh Utara, Muhammad Isnur melihat ada perubahan polisi yang lebih humanis, yang lebih mengayomi dan polisi yang lebih bisa berkomunikasi dengan semua stakeholder.
“Indikator bagaimana problem yang sangat lama, misalkan Poslantas yang sudah sangat lama dikeluhkan tapi bisa diubah. Artinya, ada lompatan-lompatan perubahan yang kita lihat mungkin menjadi indikator yang lima besar itu. Ada proyek menempelkan nomor polisi di rumah-rumah warga seluruh kecamatan. Nah, ini kami visitasi menjadi penilaian yang kedua. Ada tiga sebenarnya, termasuk masukan masyarakat. Jadi nanti ada linknya di website Kompolnas, masyarakat Aceh Utara bisa klik link itu dan memberi masukan,” terang Muhammad Isnur.
Dalam kata sambutannya, Kapolres Aceh Utara AKBP Nanang Indra Bakti mengatakan, Polres Aceh Utara membawahi 15 kecamatan dengan 13 Polsek definitif dan dua Pospol (Lapang dan Pirak Timu). Sementara 12 kecamatan lainnya di Aceh Utara berada di bawah naungan Polres Lhokseumawe.
“Membawahi 553 desa, Polres Aceh Utara 62 persen kekurangan personel. Meski serba kekurangan, kita tidak patah semangat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Saya sendiri masuk ke Aceh Utara pada 15 Juni dengan membawa slogan Hijrah,” pungkas AKBP Nanang Indra Bakti. []