Jeddah: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan kabar gembira usai melakukan negosiasi dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman AlJalajel. Negosiasi tersebut terkait izin operasional Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja (Daker) Makkah.
Sebelumnya, regulasi baru di Arab Saudi mewajibkan seluruh pasien jemaah haji dirujuk langsung ke rumah sakit local. Sehingga klinik milik Indonesia sempat tidak dapat digunakan.
Menag menyampaikan permintaan khusus agar KKHI kembali diizinkan menangani pasien. Khususnya kasus-kasus ringan yang tidak memerlukan rujukan ke rumah sakit.
“Kami minta betul supaya klinik kami dibuka kembali setelah kemarin tidak boleh beroperasi. Karena banyak jemaah yang khawatir jika dirujuk ke rumah sakit,” kata Nasaruddin usai menghadiri acara Grand Hajj Simposium ke-49 di Jeddah, Arab Saudi, Minggu (1/6/2025).
“Alhamdulillah, tadi terjadi kesepakatan. Menteri Kesehatan Arab Saudi (Fahad Abdulrahman AlJalajel) memberikan kewenangan tertentu terhadap jemaah haji Indonesia untuk melibatkan dokter Indonesia melakukan pengobatan di kliniknya,” ujar Menag.
Sebelumnya, banyak jemaah yang harus langsung dirujuk ke rumah sakit Saudi saat sakit. Padahal sebagian besar merasa tidak nyaman karena kendala bahasa.
“Pertama ada kesulitan bahasa, jangankan bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia pun sebagian mereka itu tidak paham. Jadi harus menggunakan bahasa lokal,” kata Menag.
“Nah, di sana itu kan sulit. Sehingga tidak sedikit jemaah yang menahan sakit demi menghindari stres berurusan tanpa pendamping di rumah sakit asing,” ujarnya.
Kekhawatiran soal angka wafat juga menjadi sorotan. Menteri Kesehatan Saudi, kata Menag, mempertanyakan terkait jumlah dokter, perawat, dan mekanisme penyeleksian kesehatan jemaah Indonesia sebelum keberangkatan.
“Menteri Kesehatan ini sangat prihatin ya, banyaknya jumlah yang wafat ya. Terutama di Indonesia,” ujarnya.
Namun, ia menekankan, tim kesehatan Indonesia telah menjelaskan semua mekanisme yang ada. Termasuk kesiapan tim medis dan layanan lapangan.
Ke depannya, menurutnya, catatan-catatan dari pihak Saudi ini akan menjadi bahan introspeksi untuk menyempurnakan pelayanan haji. “Saya berharap nanti insyaallah catatan-catatan yang diberikan kepada kita ini akan menjadi pembelajaran untuk tahun-tahun akan datang,” ucapnya.
Sumber: rri.co.id