Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebut sebanyak 40 jenazah ditemukan dari puing reruntuhan musala Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Jumlah tersebut tercatat hingga Minggu (5/10/2025) pukul 18.00 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, penemuan jenazah tersebut setelah alat berat mulai dari pemecah beton hingga eskavator terus mengais puing bangunan empat lantai yang ambruk itu.
“Hingga akhirnya satu per satu jasad ditemukan,” kata Abdul Muhari dalam keterangan persnya, Minggu (5/10/2025).
Selain jenazah dalam kondisi utuh, tim SAR gabungan juga mendapatkan empat potongan bagian tubuh manusia. Keempat potongan tubuh itu belum dapat dikonfirmasi sebagai tambahan jumlah temuan jenazah, termasuk apakah temuan itu merupakan dari satu tubuh yang sama.
Proses identifikasi dengan berbagai indikator harus dilakukan demi keabsahan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI).
Penemuan jenazah untuk ke sekian kalinya itu sekaligus mengurangi jumlah angka korban dalam pencarian menjadi 23 orang. Data ini didapatkan dari daftar absensi yang dikeluarkan pihak pondok pesantren.
Kendati demikian, jumlah angka tersebut sejatinya belum sepenuhnya dapat dijadikan sebagai data yang dapat divalidasi secara utuh. Sebab, ada beberapa kasus di mana salah satu santri tidak melaporkan kehadirannya kepada pengurus. “Namun dihitung sebagai data korban hilang,” ujar Muhari.
Kendati demikian, tim SAR gabungan tetap melanjutkan operasi pencarian sampai dipastikan sudah tidak ada lagi jenazah. Ataupun potongan tubuh yang tersisa di lokasi kejadian.
Diketahui, hari Minggu (5/10/2025) merupakan hari ketujuh jika dihitung sejak hari kejadian pada Senin (29/9/2025). Dalam standar prosedur pencarian dan pertolongan yang ditetapkan operasi SAR atas insiden ini, telah ditentukan periode pencarian dan pertolongan dalam tenggat waktu selama tujuh hari.
Operasi SAR terus dievakuasi berdasarkan hasil capaian kinerja, target dan sasaran, serta kondisi lapangan. Termasuk, berbagai pertimbangan lain dari segala aspek.
Sejak dipastikan bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan pada hari keempat, proses SAR telah difokuskan untuk mengevakuasi jenazah sampai selesai.
“Artinya, operasi ini masih tetap dilanjutkan selama lebih dari tujuh hari. Sampai dapat dipastikan lagi tidak ada tanda-tanda keberadaan jenazah maupun potongan tubuh manusia,” ucap Muhari.
Hingga berita ini disusun, dari lokasi kejadian, mesin alat berat terus menderu, personel SAR gabungan bersiaga. Termasuk, mobil-mobil ambulance yang terus setia menanti untuk melayani.
Dengan kata lain, besar kemungkinan data laporan jumlah korban akan terus berkembang. Segenap unsur dari pemerintah pusat seperti BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan barisan para relawan, terus berjuang selama 24 jam.
Sumber : https://rri.co.id/berita-terkini