Lhokseumawe- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) bersama Fakultas Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh menggelar Workshop Menulis Kreatif dan Pembacaan Puisi, Jumat (13/6/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Aula FKIP Unimal itu dihadiri oleh Rektor, Prof Herman Fithra, para dosen dan ratusan mahasiswa dari kedua fakultas.
Ketua Panitia, Dr. Ibrahim Chalid mengatakan, workshop dirancang sebagai ruang belajar dan ekspresi sastra, agar mahasiswa semakin terbiasa berpikir kreatif dan berani menulis dari sudut pandang yang lebih hidup.
“Kita ingin menghidupkan budaya menulis dan apresiasi seni di kalangan mahasiswa. Menulis itu bukan hanya soal teknik, tapi juga tentang kepekaan dan imajinasi,” ujar Ibrahim.
Dia berharap kegiatan semacam itu bisa menjadi agenda rutin, karena manfaatnya sangat besar untuk menumbuhkan minat baca dan tulis mahasiswa.
“Kami optimis, jika ruang seperti ini sering dibuka, akan muncul banyak penulis muda dari Unimal,” ujarnya.
Kegiatan workshop menghadirkan dua narasumber dari Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, yaitu Sulaiman Juned dan Subhan yang sudah lama dikenal aktif dalam dunia sastra dan kepenulisan.
Sulaiman Juned, membuka sesi dengan membahas pembacaan puisi sebagai dasar penting dalam dunia pertunjukan.
“Pembacaan puisi bukan hanya membaca. Ia melatih kita untuk menyampaikan makna lewat suara dan gerakan,” ujar Sulaiman.
Kemudian ia membahas materi inti tentang proses awal kerja seorang sutradara dalam dunia seni pertunjukan, khususnya dalam menyutradarai karya sastra seperti puisi dan teater.
Menurutnya, kerja sutradara tidak hanya soal mengatur pemain, tapi juga bagaimana menerjemahkan teks menjadi pengalaman visual dan emosional yang kuat bagi penonton.
Sementara itu, Subhan memaparkan materi tentang penulisan esai berbasis kearifan lokal Aceh. Menurutnya, jurnal dan karya ilmiah yang ada dikampus bisa dikembangkan menjadi tulisan-tulisan kreatif yang lebih membumi dan menyentuh.
“Banyak tulisan mahasiswa itu menarik, tinggal dikemas dengan pendekatan kreatif supaya bisa dinikmati masyarakat umum,” katanya.
Subhan mengajak mahasiswa untuk menggali budaya dan cerita lokal sebagai sumber inspirasi dalam menulis. Menurutnya, Aceh punya banyak nilai-nilai lokal yang belum banyak diangkat secara kreatif dalam bentuk tulisan.
“Esai yang kuat lahir dari pengamatan yang jujur terhadap sekitar, dan kita hidup di lingkungan yang kaya akan cerita,” tambahnya.(fitria)