Jakarta – Pemangku kepentingan (stakeholder) sektor privat atau swasta didorong untuk berkolaborasi menjaga keamanan ruang digital dari ancaman spam maupun penipuan digital (scam) yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, mengatakan, inisiatif PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk yang meluncurkan peluncuran AI for All: Protecting Indonesians from Spam and Scam bisa menjadi contoh bagi sektor swasta dalam membangun ruang digital yang aman dan bersih.
“Inisiatif ini adalah langkah yang konkret menunjukkan komitmen yang kuat dari sektor privat dalam menjaga keamanan ruang digital kita. Tentu saja ini menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang lebih erat antara berbagai pihak yang menjadi pemangku kepentingan terhadap amannya dan sehatnya ruang digital kita,” ujar Nezar Patria dalam acara peluncuran AI for All: Protecting Indonesians from Spam and Scam yang digelar di Kantor Pusat PT Indosat Oreedo Hutchison Tbk, Jakarta Pusat, pada Kamis (7/8/2025) seperti dilansir oleh InfoPublik, Sabtu (9/8/2025).
Menurut Nezar, penipuan di ruang digital telah menjadi ancaman nyata dan sangat merugikan masyarakat.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, data yang dihimpun pemerintah sepanjang November 2024 hingga Januari 2025 mencatat kerugian finansial akibat kejahatan siber mencapai Rp476 miliar.
Sementara itu, hingga pertengahan 2025, terdapat 1,2 juta laporan penipuan digital yang masuk ke sistem pengaduan publik.
“Angka-angka ini bukan sekadar statistik, ini adalah peringatan bahwa kita harus bertindak cepat dan bersama. Untuk itu pemerintah berkomitmen penuh menciptakan ruang digital yang aman, bersih dan terpercaya bagi seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Wamenkomdigi Nezar mengatakan, komitmen tersebut tidak hanya diwujudkan melalui penguatan regulasi dan literasi digital, tetapi juga melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI) untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan siber sejak dini.
Ia menekankan bahwa teknologi harus digunakan sebagai alat untuk memperkuat pertahanan masyarakat dari berbagai ancaman di ruang digital.
“Teknologi seperti AI dan machine learning jangan hanya menjadi jargon dalam inovasi, tapi harus menjadi solusi nyata untuk masalah-masalah krusial semisal keamanan digital ini. Teknologi harus menjadi alat kita untuk membangun pertahanan yang lebih kuat bagi masyarakat,” jelas Nezar Patria.
Lebih lanjut Nezar menyinggung pentingnya kedaulatan data dan teknologi dengan melawan kolonialisme digital dan eksploitasi data oleh kekuatan asing.
Ia mengingatkan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian teknologi nasional yang berbasis pada kemampuan dalam negeri.
“Ini menjadi konsen di tingkat global juga, bagaimana melindungi negara-negara yang rentan terhadap praktek pencurian dan eksploitasi data. Karena itu, inisiatif seperti AI for All harus menjadi model kolaborasi yang dapat ditiru oleh pelaku industri digital lainnya,” pungkas Wamenkomdigi.
Pemerintah melalui Komdigi juga terus melakukan koordinasi lintas lembaga, termasuk dengan aparat penegak hukum seperti Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, untuk menindaklanjuti laporan masyarakat dan mengidentifikasi pelaku spam dan scam, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komdigi Edwin Hidayat Abdullah.
Sumber : https://infopublik.id/